Kamis, 05 Mei 2011
Catatan perjalanan : Tim Pramuka SMAN 1 Lubuk Basung melakukan pendakian Gunung Singgalang (2877 Mdpl)
Gunung Singgalang adalah jenis gunung vulkanis yang tidak aktif, merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat dengan ketinggian 2877 Mdpl, secara geografis terletak di wilayah kabupaten Agam, dengan koordinat 0 derajat 23’ 24” S – 100 derajat 19’ 51” E, dan gunung ini juga dikiaskaan sebagai salah satu penyangga langit minangkabau, termasuk ke dalam pegunungan Tri Arga ( 3 gunung tertinggi di tanah minangkabau), selain Gunung Marapi dan Gunung Tandikek, , untuk melakukan pendakian gunung ini terdapat 3 jalur yaitu dari Koto Baru( Pandai Sikek), Balingka dan Toboh (Malalak), tapi yang biasanya banyak dilewati para pendaki adalah jalur Koto Baru (Pandai Sikek).
Jum’at, 22 April 2011
Pukul 08.00 wib, langit terihat begitu cerah, terlihat awan-awan putih tebal bergantungan dilangit, kami berkumpul dirumah salah satu Purna Ambalan (kak Sandro), dan bersiap-siap untuk packing dan check perlengkapan terakhir sebelum berangkat, setelah semuanya dirasa lengkap, tim yang terdiri dari beberapa orang purna Ambalan, partisipan dan 4 orang Anggota Aktif Pramuka SMAN 1 Lubuk Basung yaiti Solikhin, Yudi, Ade, Dan Ichank, segera berangkat menuju mobil yang telah di kami pesan sebelumnya.
Kami menumpangi mobil travel sejenis Tranex, setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama 2 jam dari Padang akhirnya tepat sebelum Adzan Shalat Jumat dikumandangkan, kami sampai di pasar Koto baru, setelah menitipkan barang-barang dan perlengkapan di salah satu rumah teman, beberapa anggota tim segera bergegas menuju Mesjid untuk melaksanakan Shalat Jumat.
Selesai Shalat Jumat , dan mengurus perijinan di pos pendakian, dengan menumpangi mobil bak terbuka milik petani sayur setempat, kami berangkat menuju titik start pendakian yaitu di Tower stasiun pemancar RCTI, setelah makan siang dan mengisi veples – veples kosong dengan air di Tower, seperti yang telah disepakati sebelumnya kami langsung membagi Tim menjadi 2 yaitu, Tim 1 terdiri dari Kak Diez, Kak Renol, Yudi, Solikhin “dedek”, berangkat lebih awal dari dari tim ke 2 yang tediri dari Kak Sandro, Kajon, Kak Haris, Pa’ul, Kak Dia, Kak Ifa, Ichank,dan Ade , tim 1 bertugas mendirikan tenda dan menentukan titik Camp.
Tepat pukul 15.30, tim 1 berangkat, karena cuaca yang tidak bersahabat dan hujan begitu deras, terpaksa kami harus memakai raincoat untuk melindungi tubuh kami dari hujan, tantangan pertama kami adalah melewati hutan pimpiang atau para pendaki sering menyebutnya dengan “Lubang Mancik” karena berbentuk seperi lorong yang dikiri dan kanannya ditumbuhi oleh tumbuhan pimpiang yang banyak, untuk melaluinya tak jarang anggota tim harus merunduk, merangkak bahkan merayap, karena tumbuhan ini begitu rapat, benar – benar menguji ketahanan fisik, diperjalan melewati lubang mancik tersebut kami menemukan pendaki lain yang hendak turun, yaitu 2 orang bule dan seorang Guide mereka, setelah bertegur sapa secukupnya, tim kembali melanjutkan perjalanan sampai sumber mata air pertama untuk mengambil air dan beristirahat sejenak, hujan sudah agak mulai reda, hanya gerimis yang turun.
Selepas Hutan Pimpiang kami disambut oleh hutan Montane yaitu hutan yang terdapat pada ketinggian 1200 – 1500 Mdpl spesies tanamanan yang dijumpai Pohon Berangan, Damar Minyak dan Podo, tapi hujan kembali menyapa dengan derasnya, disini jalur yang dilewati berupa tanjakan tapi tidak begitu terjal, tapi kami harus hati – hati melewatinya karena jalan yang begitu licin dan becek karena diguyur hujan, jalanan berkabut sehingga mengganggu jarak pandang, dan hambatan lainnya adalah kabel listrik yang menjuntai sampai ketanah dan juga tiang listrik yang digunakan untuk keperluan Tower pemancar TV, Provider dan Pemantau, dalam perjalanan banyak ditemukan dataran yang cukup landai bisa digunakan untuk tempat Camp.
Hari sudah beranjak malam, matahari telah tenggelam diufuk barat, cuaca tampaknya belum juga mau bersahabat dengan kami, dibawah guyuran hujan, kami masih masih melanjutkan perjalanan, tapi karena mengingat tim ke 2 yang jauh tertinggal dibelakang dan mereka pun ada 2 orang anggota cewe’, maka kami berkoordinasi dengan tim 2 melalui telepon seluler, setelah melakukan koordinasi, mengingat cuaca dan hari sudah malam juga beberapa orang anggota tim yang telah kecapekan, kami putuskan tidak melakukan Summit Attack dan memilih untuk Camp malam itu.
Sabtu, 23 April 2011
Seperti pagi kemaren matahari bersinar begitu cerah, sinarnya menembus celah – celah dedaunan, memberikan kehangatan pada setiap apa yang diterpanya, walaupun suhu udara sangat dingin, pagi ini seluruh anggota tim bangun dengan semangat, karena hari ini kami akan langsung menuju telaga dewi nan eksotis di puncak Singgalang, beberapa orang anggota tim yang kebetulan baru perdana mendaki gunung, tampaknya sudah tak sabaran lagi untuk menikmati keeksotisan telaga itu, selesai sarapan dan mempacking perlengkapan, pukul 10.00 wib, Tim 1 segera bergerak, disusul oleh tim 2, perjalanan kali ini terasa sangat menyenangkan karena cuaca sangat mendukung, hutan yang dilalui begitu lebat dan masih sangat terjaga, karena dilihat dari rapatnya kanopi pepohonan, sehingga cahaya matahari tak dapat menembusnya.
Jalur menuju cadas dan Telaga Dewi ini sudah mulai terjal, tak jarang nggota tim harus berpegangan pada akar pohon atau batang kayu agar tidak terjatuh, tapi kami sangat menikmati pendakian ini, tak jarang kami bersenda gurau selama perjalanan atau beristirahat dengan menikmati secangkir kopi untuk melepas penat dan lelah, tak terasa akhirnya sampai juga dicadas, tapi sayangnya langit berkabut, sehingga pemandangan tak terlihat, kami agak kecewa, tapi tak mengendurkan semangat tim untuk menuju telaga, medan yang dilalui dicadas sangat terjal dan juga licin, harus ekstra hati-hati karena batuan dicadas ini tidak begitu kompak.
Kurang lebih 30 menit dari cadas akhirnya tim sampai juga di Telaga Dewi yang begitu mempesona itu, langit begitu cerah sehingga permukaan telaga tersebut terlihat seperti cermin yang membentang begitu luas, Subhanallah, begitu sangat indah ciptaan-Nya, kami memutuskan untuk camp diseberang istana lumut, dekat jalur pendakian Gunung Tandikek, dan langsung memasang panji kebesaran kami yaitu Bendera Cikal pada sebuah pohon, tim beristirahat sejenak untuk mengedurkan otot-otot tubuh yang masih terasa begitu tegang sehabis perjalanan tadi, kami melanjutkan mendirikan tenda, tak lama tim 2 juga datang, kami langsung memasak, terus makan siang, lalu acara mengabadikan moment melalui kamera dipinggiran Telaga Dewi tak boleh dilewatkan begitu saja, pada malam harinya kami membuat api unggun untuk sekedar menghangatkan tubuh karena suhu udaranya sangat dingin menusuk tulang, lalu bercengkrama sambil menikmati kopi panas.
Minggu, 24 April 2011
Pukul 06.00 wib, buuur., buuurrrrr...., beberapa orang anggota tim langsung mencebur ke telaga dewi untuk berenang ditengah suhu udara yang sangat dingin pagi ini, setelah mandi langsung memasak untuk sarapan, packing, dan membersihkan arena camp, tim langsung bersiap-siap turun, untuk perjalanan turun tak ada kendala yang begitu berarti, siang harinya kami sudah sampai di tower RCTI lagi, dan menjelang maghrib kami langsung menuju Padang, sebagian menuju Lubuk Basung.
(oleh : kak Diez)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kayaknya asyik tuhhh ..hehhehehe...
BalasHapuspenuh perjuangan y u mencapi puncak,,
lain kali saya boleh ikut ya kak. hehehee
BalasHapus